Buju’ dalam bahasa Madura dapat diartikan sebagai makam bagi tokoh yang berpengaruh di masyarakat pada periode tertentu. Buju’ atau makam keramat dapat dijumpai di seluruh daerah Madura. Hampir di setiap desa memiliki tokoh berpengaruh yang makamnya dibangun khusus di desa tersebut.
Terdapat satu buju’ yang cukup disegani masyarakat. Makam tersebut adalah tempat persemayaman Sayyid Abdullah dan kedua anaknya, Abdurrahman, dan Abdurrahim. Berjarak 500 meter dari wisata Air Terjun Toroan, makam ini berlokasi diatas bukit. Peziarah yang hendak mengunjungi buju’ harus menempuh jalan yang cukup menantang agar sampai di lokasi. Belum adanya
akses jalan yang memadai membuat para peziarah agak kesulitan mengakses buju’ ini.
Berdasarkan pemaparan dari juru kunci makam, bapak Mat Wafir, banyak peziarah dari berbagai kota yang kerap singgah di makam Sayyid Abdullah ini. Bahkan ada juga musafir yang bermalam di tempat ini. Buju’ ini belum mendapat anggaran perawatan dari pihak 38 desa sehingga belum menerima pembangunan dan fasilitas yang layak.
Lokasi dari buju’ ini pun tidak mudah diketahui oleh orang awam dikarenakan tidak ada penanda khusus untuk menunjukkan lokasi buju’. Namun, terhitung dari bulan Januari 2023, Kelompok KKN dari Universitas Trunojoyo memberikan kontribusi berupa plakat penanda jalan untuk buju’ Sayyid Abdullah agar bisa diketahui oleh orang-orang yang berlalu-lalang.
Sayyid Abdullah sendiri merupakan tokoh masyarakat yang memiliki peranan penting di desa Ketapang Timur. Beliau merupakan ulama’ sakti yang memiliki kemampuan diluar nalar manusia. Berdasarkan cerita masyarakat, pada zaman dahulu sayyid Abdullah menancapkan tongkat ke tanah di tujuh titik. Ketika tongkat tersebut dicabut maka keluarlah sumber air di ketujuh titik tersebut. Sumber air inilah yang menjadi pemasok air bersih bagi warga desa Ketapang Timur sampai sekarang. Sumber air ini jugalah yang mengalir deras menjadi sungai yang menjadi Air Terjun Toroan dan bermuara di laut lepas.
No comments:
Post a Comment